tag:blogger.com,1999:blog-200216862024-03-07T11:41:52.808+08:00mutiara-mutiaraketika air mata sang dewi membatu di dalam kerang...goestafhttp://www.blogger.com/profile/14636324008847531450noreply@blogger.comBlogger20125tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-81842517139269188092017-06-14T21:56:00.001+08:002017-06-14T22:04:47.128+08:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwWA0Pe1_jyCkR2bzXp-G318mL-46HWZQ-alpRHo8U-zD_Wr4l_Jngn7lsGyfsHV_T1gN5fV5lV7KPSBND6Yw4ts7nib4pijBp4kURwJGkBXPcKNjwQDtFuz1lmqnTlSRSDC6Ndw/s1600/s.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="http://news.kkp.go.id/index.php/presiden-kirim-anak-nelayan-sekolah-ke-jepang-belajar-mutiara/" border="0" data-original-height="378" data-original-width="487" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwWA0Pe1_jyCkR2bzXp-G318mL-46HWZQ-alpRHo8U-zD_Wr4l_Jngn7lsGyfsHV_T1gN5fV5lV7KPSBND6Yw4ts7nib4pijBp4kURwJGkBXPcKNjwQDtFuz1lmqnTlSRSDC6Ndw/s320/s.JPG" title="Presiden kirim anak sekolah ke Jepang" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://news.kkp.go.id/index.php/presiden-kirim-anak-nelayan-sekolah-ke-jepang-belajar-mutiara/" target="_blank">Sekolah mutiara ke Jepang</a></td></tr>
</tbody></table>
Inilah polemik permutiaraan Indonesia. Indonesia yang menghasilkan jenis mutiara kualitas wahid "<a href="http://www.pearl-guide.com/south-sea-pearls.shtml" target="_blank">South Sea Pearl</a>" atau mutiara laut selatan sepertinya hanya menyandang namanya saja. Selebihnya dipegang oleh perusahan pemodal asing yang cukup banyak menempati setiap sudut pulau perairan Indonesia dengan mengandalkan perairan Indonesia sebagai tempat usahanya namun pelit mewariskan ilmunya kepada anak bangsa. Maklumlah bisnis adalah bisnis.<br />
<br />
Langkah Presiden yang ingin menyekolahkan anak-anak Indonesia ke Jepang untuk menjadi teknisi mutiara adalah jawaban betapa susahnya mempelajari cara insersi inti mutiara. Padahal bisnis ini sudah ada sejak tahun 1920 di perairan Indonesia yang dimotori perusahan asing (Perusahan Jepang). Dan konon menjadi perusahan produksi mutiara pertama di dunia yang berada di luar Jepang. Bahkan hingga saat ini perusahan asing masih mendominasi bisnis mutiara di Indonesia. Keuntungan yang didapat mereka dari bisnis ini sudah jauh dari kata terhitung. Lantas, mengapa Presiden harus menyekolahkan anak-anak ke Jepang? Bukankah beliau bisa "memaksa" perusahan yang bergerak di Indonesia mengajari pekerja Indonesia mereka?<br />
<br />
<u><b>Ada beberapa alasan saya pesimis:</b></u><br />
<u><b><br /></b></u>
1. Bisnis mutiara Indonesia menggunakan kerang Pinctada maxima yang ukurannya besar dengan cara spesifik sementara anak Indonesia di Jepang akan mempelajari hal serupa pada kerang kecil Pinctada imbricata (P. fucata) yang memiliki anatomi sedikit berbeda<br />
<br />
2. Tak banyak perusahan yang terbuka apalagi di negaranya sendiri. Wong di Indonesia saja mereka tak terbuka apalagi di negaranya. Jepang terkenal dengan "Diamond policy" nya di bidang mutiara yang sampai tahun 1990-an terpaksa mem-pelit kan diri untuk membagi ilmunya karena diatur dengan kesepakatan mereka. Hingga saat ini hanya satu dua ilmu yang bisa dibagi kepada anak bangsa dengan cara yang baik, namun selebihnya terpaksa harus dipelajari sembunyi sembunyi.<br />
<br />
3. Beberapa perusahan menggunakan tenaga insersi lokal tetapi mereka menjamin tenaga insersi itu sehingga tidak bisa pindah ke lain hati. Tapi sekali lagi, hanya beberapa perusahan dan itupun jarang yang berasal dari Jepang.<br />
<br />
<b><u>SOLUSI saya:</u></b><br />
1. Presiden menggerakkan Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (ASBUMI) atau lembaga sejenis dan tokoh tokoh mutiara Indonesia untuk memformulisikan modul insersi inti mutiara (walau hal itu hanya sebagian kecil dari keseluruhan proyek budidaya mutiara).<br />
<br />
2. Bermitra dengan perusahan mutiara asing yang bergerak di Indonesia agar bisa membina kelompok kelompok usaha budidaya mutiara masyarakat dengan standar jual global<br />
<br />
3. Menyosialisasikan lewat sentra sentra potensial produksi mutiara karena tidak semua perairan berpotensi menghasilkan mutiara. bahkan ada perairan yang hanya spesifik pada bagian budidaya tertentu. (Misalnya, perairan yang hanya bagus untuk pembesaran kerang tapi tidak untuk mutiara, dst).<br />
<br />
4. Membuat regulasi permutiaraan Indonesia termasuk dengan penerapan kualitas mutiara layak ekspor yang ketat sehingga bisa "memaksa" pembudidaya menghasilkan mutiara pasaran dunia yang bernilai tinggi.<br />
<br />
5. Menjadikan Mutiara Laut Selatan benar-benar icon bangsa seperti mutiara hitam Tahiti. Ingat, secara umum Indonesia hanya kalah sama Australia lho dari segi kualitas mutiara alut selatan. Kalo kuantitas, Indonesia sejak dulu sudah jauh di atas ;)<br />
<br />
Seperti yang diposting di Facebook: https://www.facebook.com/goestaf/posts/10155496309269216<br />
<br />
© 2017, N. Gustaf F. Mamangkey</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212970558983767844noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-69977028948817640062016-03-07T14:07:00.000+08:002016-03-07T14:24:11.427+08:00SKKNI Budidaya Mutiara<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Sejak akhir tahun 2015 telah dilakukan serial kegiatan yang diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (ASBUMI). Serial kegiatan ini adalah untuk mendapatkan formulasi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bagi para calon praktisi atau pekerja di bidang budidaya mutiara. Dengan adanya standar ini maka pekerja di bidang ini setidaknya akan menguasai modul-modul kerja dalam SKKNI sebelum mengirimkan aplikasi mereka atau istilah kerennya memiliki kompetensi di bidang budidaya mutiara laut selatan. Standar ini juga berperan sebagai filter bagi ekspatriat (karena telah digaungkan MEA sejak awal Januari 2016) agar setidaknya memiliki kompetensi atau lulus dalam uji kompetensi ini sebelum bekerja di Indonesia. Dengan adanya SKKNI juga mengindikasikan bahwa budidaya mutiara laut selatan ternyata bisa dipelajari dan dikembangkan dan <br />
bukan hanya sebagai kegiatan usaha turun-temurun karena memiliki kiat sakti-nya tersendiri. Semoga mutiara Indonesia lebih berkualitas di masa depan<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFgYPkZwmC0CUKcVw491E7284lz4xemiFvJZAN-8qzN_eyRWVNO08HRfIkUjp4UxKtAmNrPlTbdsopRCJYuUwkqAKEksGGr1NSSiTVVPR2zCdxA7KiNRs9P7jZzHLwVwz362yorA/s1600/Capture.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="231" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFgYPkZwmC0CUKcVw491E7284lz4xemiFvJZAN-8qzN_eyRWVNO08HRfIkUjp4UxKtAmNrPlTbdsopRCJYuUwkqAKEksGGr1NSSiTVVPR2zCdxA7KiNRs9P7jZzHLwVwz362yorA/s400/Capture.JPG" width="400" /></a></div>
© 2016, N. Gustaf F. Mamangkey</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212970558983767844noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-24092465411356252532013-10-02T14:32:00.002+08:002014-11-24T13:34:48.510+08:00Again, its about the quality bro!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi91DO-H2shZ5BKAL5t9kKepw-ijPZjT5Qam6jz5nnCDvcOnx7pQ1wauZfCr7CFbP2JO4Up5Gl7OZ23PicmZLhW_3_5f9-cgq6b0mNDPTJEZmvmJu9cFhBjCPf2O7Ayx4_NS6dQpg/s1600/pearl1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi91DO-H2shZ5BKAL5t9kKepw-ijPZjT5Qam6jz5nnCDvcOnx7pQ1wauZfCr7CFbP2JO4Up5Gl7OZ23PicmZLhW_3_5f9-cgq6b0mNDPTJEZmvmJu9cFhBjCPf2O7Ayx4_NS6dQpg/s1600/pearl1.jpg" height="150" width="200" /></a></div>
Dalam rangka hajatan 3rd Indonesian Pearl Festival, mutiara kedengarannya semakin menggaung. Horeee! Bahkan dari beberapa berita (salah satunya disini: <a href="http://www.antara.co.id/en/news/90862/indonesian-pearl-export-hits-beyond-us-29-million">http://www.antara.co.id/en/news/90862/indonesian-pearl-export-hits-beyond-us-29-million</a>) menyatakan tentang prestasi indonesia yang mengekspor 43% mutiara laut selatan di pasar dunia, yang artinya Indonesia mengklaim bisa mengekspor hampir setengah dari total volume mutiara ekspor dunia. Sebuah kebanggaan yang tiada taranya. Tapi, nanti dulu.... Ternyata dari jumlah volume ekspor yang hampir setengah volume ekspor dunia itu, Indonesia (<b>hanya</b>) menempati ranking 9 pendapatan dari nilai ekspor yang didapatkannya. Indonesia berada di bawah Hong Kong, China, Jepang, Australia, Tahiti, USA, Switzerland and Inggris. <b>What??? Koq bisa demikian? </b>Mari kita lacak satu-satu dari keberadaan negara ini.<br />
1. Hongkong: Hongkong memang bisa dimaklumi karena sebagai pengendali pasar mutiara dengan Auctions nya yang hebat mengundang buyers di seluruh dunia. Tapi, perairan lautnya tak melebih Laut Sulawesi<br />
2. China, wow negara ini memang terkenal dengan mutiara air tawar. Kalau toh dia bermain dengan mutiara laut selatan, negara ini memang memiliki warga yang suka berkelana dan menanam saham di berbagai negara. Kan mutiara gak perlu diolah, cukup dimasukkan ke dalam tas dan dibawa ke negaranya sendiri dan dibuat Made in Hongkong, China, Japan dll.<br />
3. Jepang. Jepang sih adalah negara pionir budidaya mutiara. Di samping Akoya adalah mutiara primadonanya tetapi mereka juga banyak "bermain" dengan mutiara laut selatan.<br />
2. Australia. Negara ini dikenal sebagai kompetitor abadi di mutiara laut selatan bagi Indonesia, sayangnya sampai saat inipun Indonesia belum berhasil mengalahkan dia dari segi kualitas.<br />
3. USA, Switzerland dan Inggris. Mereka semua mengandalkan pemasaran mutiara. Nilai mutiara diangkat tinggi-tinggi dan akhirnya dibeli lagi oleh orang Indonesia.<br />
<br />
Kesimpulannya, Indonesia dikalahkan oleh beberapa negara yang tak punya areal yang besar untuk budidaya mutiara bahkan tak punya sama sekali. Kedua, walaupun nilai mutiara laut selatan tergolong paling tinggi dibandingkan jenis-jenis mutiara lainnya tetapi ternyata "punya"-nya Indonesia tak dihargai sebanding dengan (barangkali) Australia, Jepang dkk. Parahnya, ini digembar-gemborkan sebagai sebuah terobosan. Padahal, kita kalah, <i>man!</i> Kalah pada kualitasnya! Kalah jauuuuhhh... Kalau seandainya nilai dari 43% volume dinilai seperti yang diberikan ke mutiara yang berasal (atau dipaksa berasal dengan tulisan made in Hongkong padahal diproduksi di Indonesia) dari negara-negara tersebut, tak dipungkiri kita akan berada di posisi pertama. So, its about the quality bro! Jangan banyak bersorak dengan volume 43% padahal itu sebanding dengan 2% dari negara lain. Kondisi ini bisa diandaikan, Indonesia membawa satu truk mutiara semantara Australia hanya satu koper tetapi dibayar dengan harga yang sama...:)<br />
<br />
© 2013, N. Gustaf F. Mamangkey</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212970558983767844noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-76036974851451354152011-10-31T12:45:00.002+08:002011-10-31T12:49:33.688+08:00Mutiara dari siputBanyak yang mengenal mutiara dari jenis kerang mutiara yang umum dibudidaya, namun ternyata masih banyak potensi mutiara yang bisa dihasilkan oleh moluska jenis lain termasuk jenis siput atau gastropod (klik <a href="http://www.shanghaigems.com/site/natural-pearls/">link </a>ini untuk infonya http://www.shanghaigems.com/site/natural-pearls/). Potensi ini memang sangat besar! Sebut saja mutiara dari <i>Strombus gigas</i> atau <i>Melo melo</i> dan dari jenis abalone, <i>Haliotis iris</i> yang terkenal di Selandia Baru. Jangan dulu bicara tentang mutiara 'paua' (paua pearls) yang dihasilkan Haliotis iris karena mutiara ini sudah bisa dibudidayakan. Kita bicara saja tentang siput <i>Melo melo</i> atau <i>Strombus gigas</i> (Queen conch) yang bisa menghasilkan mutiara dengan harga selangit atau mutiara yang dihasilkan oleh begitu banyak anonymous siput. Mengapa mereka hingga saat ini belum juga diupayakan pembudidayaannya? Alasannya sederhana, siput tak sama dengan kerang bivalva. Siput memiliki lobang yang kecil sehingga sangat susah untuk menyisipkan 'sesuatu' yang memancing terbentuknya mutiara seperti pada kerang bivalvia yang umum dibudidaya untuk menghasilkan mutiara. Caranya?.... Inilah yang sementara dilakukan oleh beberapa mahasiswa Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi dalam menyelesaikan tugas akhir mereka dengan berbagai percobaan agar suatu saat mutiara budidaya bisa dihasilkan siput. Tantangannya ternyata bukan bagaimana memasukkan sesuatu lewat lobang yang sempit, tetapi bagaimana memancing tubuh lunak gastropod keluar seperti pada gambar.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM1a1fkdJp3cW2Kt8iK33ShgebPFnfg91TGbe3WGXsl5BeBb7kWPCRH2xW73PIiGLhVLmULHoJ4US0wBufRE67WAsugwp2oBr69AqZpZELI61t6bUjkjewvA4KJX0GHJ6gmjG0DA/s1600/strombus.jpg" imageanchor="1" style=""><img border="0" height="267" width="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM1a1fkdJp3cW2Kt8iK33ShgebPFnfg91TGbe3WGXsl5BeBb7kWPCRH2xW73PIiGLhVLmULHoJ4US0wBufRE67WAsugwp2oBr69AqZpZELI61t6bUjkjewvA4KJX0GHJ6gmjG0DA/s400/strombus.jpg" /></a></div><br />
<br />
<br />
© 2011, N. Gustaf F. MamangkeyAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212970558983767844noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-25364867600255390652010-09-28T16:54:00.000+08:002010-09-28T16:54:06.761+08:00Ingin jaga kualitas mutiara? Jangan bunuh donornya! But how?Kualitas mutiara sangat tergantung dari kondisi donor. Donor yang baik dipercaya akan menghasilkan mutiara yang baik pula. Dalamm proses penyisipan inti mutiara, potongan kecil mantel donor akan turut disisipkan dan menempel pada inti yang disisipkan terdahulu. Mantel (disebut juga saibo) inilah yang akan membungkus inti dang menghasilkan lapisan mutiara. Nah, kualitas mutiara (warna, kilau, bentuk mutiara, ukuran, kontur permukaan) dipercaya berasal dari donor yang disisipkan. Sehingga kesalahan pemilihan donor akan berimbas pada kualitas mutiara yang dihasilkan.<br />
Sayang sekali dalam setiap operasi penyisipan inti mutiara, donor harus dibunuh. Dengan demikian, donor yang berperan dalam menghasilkan mutiara kualitas baikpun tak bisa digunakan lagi. Harapannya, apabila donor itu dibiarkan hidup maka kemungkinan penggunaan donor untuk operasi berikutnya terbuka lebar. Sang donor bisa saja dijadikan sebagai brood-stock (induk) untuk menghasilkan anakan kerang donor yang baik.<br />
Salah satu cara untuk mempertahankan donor adalah dengan mencoba penggunaan mantel hasil regenerasi. Mantel hasil regenerasi ini akan menginformasikan donor mana yang bisa dipakai untuk keperluan broodstock. Penelitian yang dilakukan pada Pinctada maxima menghasilkan suatu terobosan baru dalam budidaya mutiara. Ternyata mantel kerang mutiara P. maxima bisa dipotong dan dijadikan saibo tanpa harus membunuh kerangnya. Bagian mantel yang dipotong akan bertumbuh dengan sendirinya dan menutup luka potongan. Bahkan untuk ukuran potongan sebesar 10 x 30 mm akan sembuh total dalam waktu 3 bulan saja. Hasil ini membuka peluang dalam budidaya mutiara untuk mencegah donor dibunuh dan juga sekaligus mengoptimalkan bagian mantel yang dipotong untuk dipakai dalam kegiatan penyisipan inti mutiara. Informasi yang didapatkan dari potongan mantel tersebut akan menjadi dasar bagi pelaku usaha budidaya mutiara untuk memilih donor mana yang berperan aktif pada pembentukan mutiara bernilai tinggi.<br />
Informasi selengkapnya bisa diunduh dari artikel berjudul: <a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19332133">Regeneration of excised mantle tissue by the silver-lip pearl oyster, Pinctada maxima (Jameson).</a><br />
<br />
© 2010, N. Gustaf F. MamangkeyAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212970558983767844noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-54750363806064798862010-09-28T15:25:00.003+08:002010-09-28T16:08:42.591+08:00Penggunaan anastesi untuk menghasilkan mutiara<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYMyJHbzf45uQy0Mb6f2oeEVPzgckUwnRj2lIriyYQLVWL1D3TF1vzjavsqF7B_3M4ST2ux53OgDGXeQR-_r20hWXJzhomhr2ecrQIEPCxPdfcNC6IEscXS6NoDXXo6kd4XclOOA/s1600/mutiara2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYMyJHbzf45uQy0Mb6f2oeEVPzgckUwnRj2lIriyYQLVWL1D3TF1vzjavsqF7B_3M4ST2ux53OgDGXeQR-_r20hWXJzhomhr2ecrQIEPCxPdfcNC6IEscXS6NoDXXo6kd4XclOOA/s320/mutiara2.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;"></div><i><span style="font-size: x-small;">Kegiatan operasi mutiara (saat panen) di Perusahaan <a href="http://www.atlassouthseapearl.com.au/home.asp">Atlas South Sea Pearl, </a>Bali </span></i><br />
<div style="text-align: center;"><br />
</div>Penggunaan anastesi dalam kegiatan budidaya kerang mutiara pernah dirintis sebelumnya. Maksud dari penggunaan anastesi ini semula ditujukan untuk membius kerang agar trauma pasca operasi penyisipan inti bisa ditekan. Namun, ternyata proposal ini sepertinya terlupakan. Kemungkinan permasalahannya terletak pada efisiensi waktu aplikasi anastesi. Karena tentu saja dalam operasi skala besar (puluhan sampai ratusan ribu kerang) dibutuhkan wadah yang besar untuk menampung kerang juga jenis anastesi yang efektif dalam namun tidak merugikan. <br />
<br />
Atas alasan ini sehingga penelitian uji anastesi yang efektif dilakukan terhadap salah kerang mutiara <i>Pinctada maxima. </i>Hasilnya, ternyata setidaknya ada 3 jenis anastesi yang efektif dipakai untuk membius kerang mutiara <i>P. maxima</i>, masing-masing: 2-Phenoxyethanol pada konsentrasi 3mL/L, Propylene Phenoxytol pada konsentrasi 2.56mL/L dan Bensocaine pada konsentrasi 1200mg/L. Ketiga jenis anastesi ini diharapkan akan berperan penting dalam menekan trauma pasca operasi yang bisa berdampak pada pembentukan mutiara kualitas buruk bahkan sampai pada kematian kerang mutiara itu sendiri.<br />
<br />
Artikel yang menginformasikan tentang hal ini bisa diunduh di: <a href="http://dx.doi.org/10.1016/j.aquaculture.2008.12.008">http://dx.doi.org/10.1016/j.aquaculture.2008.12.008</a><br />
<br />
© 2010, N. Gustaf F. MamangkeyAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212970558983767844noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-9050524903016489952010-05-10T11:22:00.013+08:002010-05-10T11:53:28.177+08:00Produksi Mutiara Laut Selatan tahun 2010<i><b>Sebuah analisis</b>.</i><br />
<br />
Produksi Mutiara Laut Selatan Indonesia saat ini mencapai 26% dari jumlah produksi Mutiara Laut Selatan dunia. Demikian <a href="http://www.dkp.go.id/index.php/ind/news/2658/indonesia-perlu-pearl-center">Siaran Pers</a> yang disampaikan Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Soen`an H. Poernomo dan diaminkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Dr. Fadel Muhammad. Sebuah kabar menarik dalam perkembangan pasar mutiara budidaya dunia. Tentu saja terdapat sekitar 74% Mutiara Laut Selatan masih dikuasai negara lain. Setidaknya terdapat Australia, Filipina, Myanmar dan Jepang sendiri di dalamnya. Selama ini Australia adalah pesaing utama produser Mutiara Laut Selatan baik secara kuantitas bahkan kualitas. Rivalitas Indonesia dengan Australia bahkan dengan Filipina makin meningkat belakangan ini.<br />
<br />
Kelemahan Indonesia (bila bisa dikatakan demikian) adalah hampir 90% usaha budidaya dikuasai oleh perusahaan asing. Kondisi ini tentu saja tak menjadikan budidaya mutiara sebagai budidaya rakyat. Tidak sama dengan beberapa hewan budidaya potensial lainnya seperti ikan, misalnya.<br />
<br />
Indonesia juga bercita-cita bahwa akan merengkuh 50% pasar Mutiara Laut Selatan dunia. Dengan menawarkan usaha budidaya mutiara ini ke rakyat, plus sinergi usaha dengan pembentukan Pearl Center yang menyuplai ilmu dan teknologi budidaya moderen cita-cita ini barangkali tak akan tetap tinggal sebagai angan belaka. Setidaknya langkah ini akan mengawali usaha berbasis kajian ilmiah seperti di negara-negara maju. <br />
<br />
Setidaknya terdapat beberapa kendala untuk menjadikan usaha mutiara menjadi usaha rakyat. Diantaranya adalah kualitas produksi Indonesia masih cenderung di bawah produksi Australia, dan sebuah kendala utama mengapa usaha ini belum merakyat: kredit usaha. Harus diakui kendala kredit dari bank memang masih cukup berat. Keadaan ini memang dianggap 'wajar' apabila rakyat akan mengadopsi sepenuhnya cara budidaya perusahaan. Sebuah rekayasa model budidaya sangat diperlukan sehingga momok modal tinggi dan <i>high risk</i> akan teratasi bila usaha ini diadopsi rakyat. Menjadikan usaha ini <i>feasible </i>di mata bank dan di mata rakyat sendiri. <br />
<br />
<br />
© 2010, N. Gustaf F. MamangkeyAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212970558983767844noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-3859573835148114842009-08-02T07:38:00.002+08:002009-08-03T10:58:51.551+08:00Budidaya kerang mutiara<span lang="EN-AU">Sebagaimana namanya, mutiara hasil budidaya melewati serangkaian proses dengan campur tangan manusia. Walaupun sebagian besar waktu pembentukan mutiara budidaya berada di dalam kerang, namun manusia berperan penting dalam meyakinkan bahwa mutiara di dalam kerang itu terbentuk sesuai keinginannya. Sejak proses penyisipan bahkan jauh sebelum proses ini berlangsung, untuk meyakinkan bahwa mutiara budidaya terbentuk dengan baik, kerang-kerang yang layak disisip telah diseleksi dengan baik. Walaupun toh pada akhirnya, sampai saat ini, produksi mutiara hasil budidaya kelas terbaik masih sangat minim dibandingkan dengan kelas di bawahnya. </span> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="DA">Alam menyediakan bibit kerang mutiara budidaya. Bibit kerang mutiara ini dikumpulkan dengan menggunakan perangkap-perangkap<span style=""> </span>larva (kolektor) yang diletakkan di laut. Material dan model kolektor ini bervariasi. Material kolektor bisa berasal dari alam seperti sabut kelapa dan ijuk maupun buatan seperti kain dan plastik. Sementara modelnya bervariasi dari bentuk sapu sampai ke bentuk panel. Prinsipnya adalah menyediakan substrat atau tempat untuk menempel bagi larva kerang mutiara yang bermetamorfosis menjadi spat. Namun demikian, bukan hanya spat kerang mutiara saja yang menempel di koletor ini, namun bisa saja organisme lainnya. Kolektor-kolektor ini digantung pada longline atau sarana apung lainnya. Lamanya perendaman sebenarnya tergantung dari tingkat pertumbuhan spat yang mencapai ukuran yang bisa dikenal sehingga bisa dibedakan dengan spat kerang jenis lain. Secara teoritis, perendaman bisa lebih dari 2 bulan tergantung jenis kerang yang akan dibudidayakan. Kolektor kemudian dibersihkan dari jenis kerang lain dan organisme pengotor lainnya (biofouling) sehingga memungkinkan spat bertumbuh dengan leluasa. Setelah itu, jenis yang akan dibudidayakan diambil dengan hati-hati karena kondisi mereka sangat rentan. Mengingat mereka menempel dengan bysus sehingga pengambilan spat adalah dengan memotong bysusnya bukan dengan menarik keluar spat itu dengan paksa. Mereka juga rentan terhadap perubahan suhu dan lamanya mereka terekspos di luar air. <span style=""> </span>Kerang muda ini dipindahkan ke kotak panel yang memiliki ruang leluasa bagi mereka untuk bertumbuh. Lewat pemahaman ini, pengetahuan akan sebaran jenis atau spesies kerang mutiara di perairan sangat dibutuhkan sebelum memutuskan untuk membuat usaha budidaya kerang mutiara yang membutuhkan suplai bibit dari alam. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="DA">Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kerang mutiara budidaya saat ini mengalami pergeseran dari mencari bibit di alam ke bibit hasil hatchery. Beberapa negara mulai mengembangkan program selektive breeding yaitu pada prinsipnya menyeleksi kerang yang memiliki karakter bagus untuk dijadikan induk. Karakter bagus dalam hal ini dititik beratkan pada melihat pertumbuhan kerang dibandingkan kerang seusianya, morfologi dari cangkang dan warna nacre (MoP) kerang. Mengingat tujuan kebanyakan budidaya komersial dari kerang mutiara adalah memproduksi mutiara bulat, sehingga bentuk morfologi sepasang cangkang yang menciptakan ruang yang besar dan leluasa pada bagian internalnya, menjadi salah satu pertimbangan untuk memproduksi anakan kerang host (kerang yang akan disisipkan inti mutiara). Sementara kerang yang memiliki warna dan kondisi MoP terbaik dijadikan sebagai induk untuk memproduksi saibo, mengingat saibo sangat menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan. <o:p></o:p></span></p> <span>Dalam proses perbanyakan dengan sistem hatchery. Induk kerang mutiara biasanya diseleksi apabila kondisinya sudah mencapai matang gonad. Caranya adalah dengan membuka cangkang dengan shell opener dan memeriksa bagian gonad dengan terlebih dahulu mengibaskan insang yang menutupi areal bagian dalam kerang. Gonad biasanya langsung terlihat pada kerang matang gonad saat insang dikibaskan</span> karena bagian gonad ini memakan tempat yang cukup besar dengan warnah cerah mencolok. Untuk kerang betina biasanya warna gonadnya adalah krim cerah sedangkan jantan adalah putih. Untuk membedakan gonad kedua kelamin kerang memang diperlukan latihan yang berulang-ulang mengingat kadangkala warna gonad jantan terlihat menyerupai warna betina, atau sebaliknya.<br /><br /><span style="font-style: italic;">lanjutan menyusul</span>....<br />© 2009, N. Gustaf F. MamangkeyAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212970558983767844noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-24456966081887643082008-03-06T08:11:00.002+08:002008-12-09T05:57:51.183+08:00Sistem grading atau pengujian kualitas mutiara<div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpWidDRbRA-8LX73ALon7xtyDf8Ma0DIlTlp3LWhw8r9nCuC_NWtFNzcmePEesTzsnwoueGxVam-7c064HjTy2k-k65i6K5uP_k8B6doGA8AmCiY4C-k3xexl9Pl8Q6iT2gr6xOQ/s1600-h/mod2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpWidDRbRA-8LX73ALon7xtyDf8Ma0DIlTlp3LWhw8r9nCuC_NWtFNzcmePEesTzsnwoueGxVam-7c064HjTy2k-k65i6K5uP_k8B6doGA8AmCiY4C-k3xexl9Pl8Q6iT2gr6xOQ/s400/mod2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5174431541452589394" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;">Small South sea pearls (Gustaf's Collection)</span></span><br /></div><p class="MsoNormal"><a name="_Toc187227058"></a><span style="" lang="DA">Penentuan kualitas mutiara didasarkan pada standar kelas mutiara, namun secara umum mutiara ditentukan oleh: 1) ukuran mutiara, dimana makin besar ukurannya makin mahal. Perbedaan harganya bahkan sangat besar apabila ukuran diameter mutiara sudah berada di atas 7 milimeter, 2) bundar tidaknya mutiara, mutiara bundar cenderung disukai dengan demikian harganya cenderung lebih mahal, namun ada juga bentuk-bentuk tertentu seperti bentuk air mata yang juga diminati konsumen mutiara, 3) lustre mutiara, istilah untuk menggambarkan daya pantul mutiara terhadap obyek atau cahaya, 4) permukaannya tidak cacat, goresan atau bercak di permukaan menurunkan kualitas mutiara, dan 5) warna mutiara, warna pink banyak disukai orang Amerika, orang Eropa cenderung menyukai warna krem dan perak, orang Timur Tengah lebih banyak memilih warna krem dan emas sebagaimana juga orang Amerika Latin. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="DA"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="DA">Beberapa langkah sebelum pengujian mutiara adalah dengan meyakinkan bahwa mutiara itu palsu atau tidak? Karena harga mutiara relatif mahal sehingga kemungkinan pemalsuan juga dilakukan.Banyak cara yang dilakukan manusia untuk menghasilkan mutiara yang serupa dengan aslinya. Bahannya pun bervariasi dari jenis batuan tertentu, kaca, plastik, dan bahkan bagian dari cangkang kerang. Mutiara juga disortir apakah mutiara itu terbungkus nacre (nacreous) atau tidak (non nacreous)? Apakah mutiara itu terbentuk alami atau hasil budidaya? Mutiara yang terbungkus nacre adalah mutiara yang umum beredar di pasaran dan mayoritas adalah mutiara hasil budidaya. Sangat kecil kemungkinan mutiara alami (dan terbungkus nacre) beredar di pasaran dengan harga murah. Sayangnya, masih sangat sulit membedakan antara mutiara yang tak terbungkus nacre dengan mutiara yang dibentuk dari cangkang kerang, karena keduanya memiliki komposisi yang sama.Namun peminat mutiara tanpa nacre memang masih sedikit disamping selama ini kegiatan budidayanya baru ddijajaki (khusus beberapa mutiara eksotis dari beberapa siput). <span style=""> </span>Parameter tambahan lain yang jadi bahan pertimbangan pemilihan mutiara adalah dari mana mutiara itu berasal. Apakah mutiara itu adalah mutiara air tawar atau mutiara air laut? Pengelompokkan juga terjadi dalam produk mutiara laut, apakah mutiara itu adalah mutiara Akoya atau South sea atau Tahiti (yang beberapa kalangan juga menggolongkan sebagai bagian dari mutiara south sea)? Pengetahuan ini memang dibutuhkan mengingat mutiara air tawar relatif lebih murah dibandingkan mutiara air laut. Bahkan untuk mutiara air laut juga terdapat pengelompokkan harga menurut jenis mutiaranya, mutiara Akoya relatif lebih murah dibandingkan mutiara Tahiti dan apalagi South sea. Perbandingan harga mutiara dengan<span style=""> </span>kualitas kilau yang sama antara mutiara Akoya dan South sea (misalnya) bisa sangat jauh apalagi dibandingkan antara mutiara South sea dan mutiara air tawar. Indonesia semestinya bersyukur karena mutiara South Sea banyak diproduksi dari perairan Indonesia. Walaupun sejauh ini nilai kualitas mutiara yang diproduksi masih lebih rendah dengan jenis mutiara sama yang diproduksi Australia. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="DA"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="DA">Setelah melewati beberapa proses di atas, mutiarapun diuji menurut sistem grading yang berlaku. Ada dua pemahaman atau aliran yang selama dipakai untuk kualifikasi kelas mutiara: <span style=""> </span>AAA-A (AAA kualitas terbaik, A kualitas buruk) dan A-D (A kualitas terbaik, D kualitas buruk). Sayang sekali fleksibilitas masih sangat tinggi dalam pengkategorian kelas mutiara. Pemahaman setiap orang berbeda-beda dalam menempatkan kelas mutiara dengan karakteristik tertentu ke kategori yang disarankan. Sederhananya, pihak X mengkategorikan sebuah mutiara memiliki kualitas AAA namun pihak Y mengkualifikasinya dalam kategori AA, dst. Bahkan ada penjual mutiara yang menambah-nambahkan dengan mengkategorikan mutiaranya sebagai AAAA atau AAA+ sehingga bahkan untuk dua aliran grading di atas (AAA-A dan A-D) sering diubah sekehendak hati. Kualifikasi menurut AAA-A adalah kualifikasi yang terbentuk lebih dahulu. Sistim kualifikasi ini banyak dipakai untuk mengkualifikasi mutaira Akoya dan mutiara air tawar. Mutiara akoya adalah mutiara air laut hasil budidaya pertama (lihat artikel lainnya). Sementara sistem kualifikasi A-D lebih dikenal sebagai sistem kualifikasi Tahitian karena awalnya dipakai untuk kualifikasi mutiara Tahiti dan akhirnya South Sea. Namun, kualifikasi AAA-A juga bukan hanya untuk mutiara Akoya dan mutiara air tawar tapi juga sering diaplikasikan ke jenis mutiara lain (Tahiti dan South sea).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="DA"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="DA">Secara detail, kualifikasi mutiara menurut sistem <b style="">AAA-A</b> adalah sebagai berikut (sumber: <a href="http://www.pearl-guide.com/pearl-grading.shtml">http://www.pearl-guide.com/pearl-grading.shtml</a>)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="DA"><o:p> </o:p></span></p> <ul style="margin-top: 0cm;" type="disc"><li class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="DA">AAA: Mutiara kualitas terbaik, tanpa bercak. Sangat berkilau dan setidaknya 95% permukaan tak cacat.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="DA">AA: <span style=""> </span>Sangat berkilau dan 75% permukaan tak cacat.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="DA">A: Mutiara perhiasan kelas terendah, kilau kurang dan >25% permukaan mutiara bercacat <o:p></o:p></span></li></ul> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="DA"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="DA">Sedangkan sistem <b style="">A-D</b> adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <ul style="margin-top: 0cm;" type="disc"><li class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="DA">A: Mutiara kualitas terbaik, sangat berkilau, sedikit cacat <10%></span></li><li class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="DA">B: Sangat berkilau atau kilau sedang. Terlihat sedikit cacat namun tak lebih 30% dari luas permukaan<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="DA">C: Kilau sedang, cacat permukaan tak lebih 60%<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="DA">D: Memiliki cacat sedikit namun tak dalam dan tak lebih 60% dari luas permukaan<o:p></o:p></span></li></ul> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="DA"><o:p> </o:p></span></p> <span style="" lang="DA">Sekali lagi, kedua sistem kualifikasi mutiara ini sangat terbuka akan interpretasi mengingat banyak faktor lain yang juga menjadi bahan pertimbangan dalam uji kualitas mutiara. </span><span style="" lang="DA"></span><br />© 2007, N. Gustaf F. Mamangkeygoestafhttp://www.blogger.com/profile/14636324008847531450noreply@blogger.com31tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-10145605372854640332007-02-11T13:50:00.000+08:002007-07-18T14:50:49.080+08:00Areal kumpulan kerang mutiara di duniaSetidaknya ada tiga kawasan yang memiliki kumpulan kerang mutiara laut dan menjadi areal pencarian mutiara alami. Mereka adalah, daerah Teluk Persia, Selat Manaar di Srilanka dan perairan Australia utara. Namun, sebaran kumpulan kerang mutiara laut mulai dari Laut Merah ke arah timur sampai ke Pasifik. Selain ketiga tempat yang terkenal, kawasan kumpulan kerang mutiara juga ditemukan ada di daerah perairan Burma, Selat Malaka, Laut Arafura, Laut Sulu sampai ke perairan Jepang, dan di negara-negara pasifik selatan. Beberapa tempat juga ditemukan di Amerika tengah dan utara seperti di Panama, kepulauan Margarita Venezuela sampai ke perairan Mexico.<br /><br /><strong>Teluk Persia<br /></strong>Kawasan kumpulan mutiara di daerah ini telah dikenal sejak 2000 tahun sebelum masehi. Areal yang paling terkenal adalah di sekitar Bahrain. Areal ini menjadi daerah ekonomis penting bagi masyarakat sekitar sebelum adanya tambang minyak. Jenis kerang mutiara yang tersebar di kawasan ini adalah <span style="font-style: italic;">Pinctada radiata.</span> Perbandingan mutiara yang ditemukan dan jumlah kerang mutiara yang adalah sekitar 1 : 500. Ukuran mutiara yang ditemukan biasanya kurang dari 1 grain (=50 mg), sangat jarang ditemukan mutiara dengan ukuran lebih dari 12 grain. Metode pengumpulan kerang mutiara dilakukan secara tradisional dengan melilitkan tali sebagai penahan dan mereka menyelam dengan tubuh telanjang. Diperkirakan, tradisi menyelam ini tidak memiliki banyak perubahan sejak areal kumpulan kerang mutiara ditemukan. Mereka hanya dibekali penjepit hidung dan tas tali yang digantung di lehernya. Kegiatan penyelaman ini berangsur-angsur menghilang sejak sebelum perang dunia kedua dan berakhir di tahun 1950-an. Kegiatan ini berhenti sejak ladang-ladang minyak ditemukan.<br /><br /><strong>Selat Manar, Srilanka</strong><br />Tempat ini dikenal kira kira 500 tahun sebelum kawasan di Teluk Persia ditemukan. Selat ini memisahkan antara Dataran India dan Srilanka. Kelompok kerang mutiara di kawasan ini adalah Pinctada radiata. Sejak zaman penjajahan Inggris kontribusi kawasan ini cukup tinggi. Metode penyelaman juga dilakukan secara tradisional dan dalam keadaan telanjang. Sayang sekali, kegiatan penyelaman ini makin berkurang apalagi sejak terjadi pemberontakan di awal tahun 1980 an.<br /><br /><strong>Australia Utara & Indonesia</strong><br />Kawasan ini merupakan areal tempat hidup kerang mutiara. Sepanjang pantai utara Australia, ke utara di perairan Arafura, Indonesia (Dobo) dan ke arah timur melewati Selat Torres, selat yang memisahkan Australia dan pulau Papua. Titik-titik kumpulan kerang mutiara di daerah ini ditemukan sekitar pertengahan abad ke 19 sampai awal abad ke 20. Jenis kerang pada umumnya adalah <span style="font-style: italic;">Pinctada maxima</span>. Kawasan Dobo adalah kawasan terkenal sehingga mutiara yang dihasilkan dari daerah ini disebut mutiara Dobo. Sementara di kawasan Australia, beberapa titik merupakan areal kumpulan kerang mutiara yang banyak seperti di Shark Bay dan Thursday Island. Jumlah penyelam yang mati di kawasan ini termasuk tinggi, umumnya akibat serangan hiu.<br /><br />© 2007, N. Gustaf F. Mamangkeygoestafhttp://www.blogger.com/profile/14636324008847531450noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-1138270652253019432007-02-11T13:04:00.000+08:002007-08-14T18:30:30.375+08:00Kerang penghasil mutiaraPada prinsipnya, moluska bercangkang berpeluang menghasilkan mutiara secara alami. Namun tidak semua kerang bisa menghasilkan mutiara yang bagus dan memiliki nilai beli yang lumayan. <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/7776/1881/1600/innershell%20copy.gif"><img style="margin: 0px 10px 10px 0px; float: left;" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/7776/1881/200/innershell%20copy.jpg" border="0" /></a>Kerang penghasil mutiara umumnya berasal dari famili Pteriidae, namun yang umum dikenal hanya jenis-jenis tertentu seperti gold atau silver-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir emas atau bibir perak) <em>Pinctada maxima</em>, black-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir hitam) <em>Pinctada margaritifera</em>, Akoya pearl oyster (kerang mutiara Akoya) <em>Pinctada fucata</em> dan the winged-pearl oyster (kerang mutiara bersayap) <em>Pteria penguin.</em> Semua anggota famili ini hidup di laut. Sedangkan moluska lain penghasil mutiara yang sejauh ini dikenal berasal dari kelompok abalone dan beberapa gastropoda lain serta beberapa jenis kerang bivalvia air tawar.<br /><br />Setiap jenis kerang mutiara menghasilkan mutiara dengan spesifikasi yang berbeda. <em>Pinctada maxima</em> menghasilkan mutiara relatif lebih besar dari semua jenis kerang penghasil mutiara, berwarna perak, emas dan krem. Jenis ini banyak dibudidayakan di Indonesia, Birma, Thailand dan Australia. Sedangkan kerang jenis <em>Pinctada margaritifera</em> merupakan primadona negara-negara pasifik selatan. Mutiara yang dihasilkannya bervariasi dari warna krem sampai warna hitam. Warna hitam merupakan warna yang diminati pelanggan mutiara dunia saat ini. Dengan demikian harganya sangat mahal. Diameter mutiara yang dihasilkan umumnya lebih kecil daripada yang diproduksi <em>Pinctada maxima</em>. Sementara <em>Pinctada fucata</em> adalah jenis yang banyak dibudidayakan di Jepang, dan <em>Pteria penguin</em> tidak banyak dibudidayakan karena sejauh ini hasilnya diperuntukkan hanya pada kalangan tertentu mengingat bentuk mutiara yang dihasilkannya umumnya tidak bundar.<br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 153);font-family:arial;font-size:85%;" >© Gustaf Mamangkey 2006</span>goestafhttp://www.blogger.com/profile/14636324008847531450noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-1138271224930868842007-01-15T11:54:00.000+08:002007-01-15T13:57:30.960+08:00Bagaimana mutiara dihasilkan?<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/7776/1881/1600/bakal%20mutiara.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/7776/1881/200/bakal%20mutiara.jpg" border="0" /></a> Walaupun masih ada usaha pencarian mutiara dari alam, namun kebanyakan mutiara yang berada di pasaran saat ini adalah hasil rekayasa manusia. Rekayasa ini ditemukan oleh orang Jepang, Mikimoto di awal abad yang lalu. Mengingat begitu potensialnya mutiara sehingga Jepang tetap menjaga rahasia ini sampai akhir tahun 80-an. Sehingga tidak heran bila Jepang mengembangkan usahanya di negara-negara lain di kawasan pasifik dan lautan Hindia seperti Indonesia dengan tetap menggunakan teknisinya. Walaupun demikian, Indonesia sebagai areal potensial budidaya bagi hampir semua jenis kerang mutiara telah menjadi salah satu negara penghasil mutiara utama dunia bersama Jepang, China dan Australia.<br /><br />Bentuk rekayasa ini dikenal dengan istilah grafting atau seeding atau juga implantation, yaitu dengan menyisipkan inti (nucleus) bersama selembar organ mantel (irisan daging kerang mutiara lain yang dikenal dengan nama ‘saibo’) ke dalam kerang mutiara. Organ mantel ini diambil oleh individu kerang mutiara yang lain dan berperan sebagai donor. Berdasarkan penelitian, pemilihan donor yang baik akan menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan terutama dari segi warna, bentuk dan kilau mutiara. Inti dan irisan mantel ini ditempatkan di dalam gonad kerang setelah sebelumnya dibuat irisan kecil pada dinding gonad. Irisan daging mantel akan membentuk kantung mutiara (pearl sac) dan nantinya akan memproduksi nacre. Proses ini dikenal sebagai biomineralisasi, sama halnya dengan proses pembentukan tulang pada manusia dan hewan bertulang belakang lainnya. Nacre adalah bagian permukaan yang berkilau dari mutiara atau juga dinding bagian yang berkilau dalam kerang. Pada bagian dalam kerang, nacre diistilahkan sebagai Mother of Pearl (ibu dari mutiara) sedangkan nacre yang melekat di inti disebut mutiara. Kualitas nacre yang dihasilkan menjadi penentu kualitas mutiara secara keseluruhan.<br /><br />Proses penyisipan merupakan bagian kecil dari rangkaian proses budidaya yang panjang sejak penentuan lokasi budidaya sampai pada penanganan pasca panen. Prinsip proses penyisipan ini didasarkan atas bagaimana terbentuknya mutiara secara alami dimana kerang akan membungkus <em>irritant</em> yang tidak dapat dihindari dengan nacre. Prinsip kerja ini sama bila kerang mengalami kerusakan cangkang, mereka akan segera menutup lubangnya dengan nacre sehingga mencegah tubuh lunaknya terekspos. Namun sejauh ini belum ada bukti bahwa mutiara alami terbentuk karena masuknya butir pasir ke dalam tubuh kerang. Asumsi kuat yang menunjang terbentuknya lapisan nacre ini adalah adanya virus seperti yang ditemukan pada beberapa jenis kerang mutiara yang dibudidayakan.<br /><br /><strong>Proses pembuatan mutiara</strong><br /><strong></strong><br /><strong><em>Secara alami</em></strong><br />Di alam, mutiara terbentuk akibat adanya irritant yang masuk ke dalam mantel kerang mutiara. Fenomena adanya irritant ini sering juga ditafsirkan dengan masuknya pasir atau benda padat ke dalam mantel kemudian benda ini pada akan terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara. Secara teoritis, <a href="http://www.strack-gih.de/">Elisabeth Strack </a>(secara mendalam terdapat dalam buku <a href="http://www.cigem.ca/640.html"><strong>Pearls</strong> </a>tahun 2006) mendeskripsikan terbentuknya mutiara alami terbagi atas dua bagian besar, terbentuk akibat irritant dan masuknya partikel padat dalam mantel moluska. Pada prinsipnya, mutiara terbentuk karena adanya bagian epithelium mantel yang masuk ke dalam rongga mantel tersebut. Bagian epithelium mantel ini bertugas mengeluarkan/mendeposisikan nacre pada bagian dalam cangkang kerang disamping membentuk keseluruhan cangkang. Teory irritant mengungkapkan bahwa pada suatu saat bagian ujung mantel sang kerang dimakan oleh ikan, hal ini dimungkinkan karena kerang akan membuka cangkang dan menjulurkan bagian mantelnya untuk menyerap makanan. Saat mantelnya putus, bagian remah eptiheliumpun <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/2434/2489/1600/saibo2.jpg"></a>masuk ke dalam rongga mantel. Teory irritant juga mengungkapkan bahwa bisa saja mutiara terbentuk akibat masuknya cacing yang biasanya menempati moluska pada masa perkembangannya kemudian berpindah ke organisme lain. Cacing ini merusak dan memasuki rongga mantel. Cacing ini tanpa sengaja membawa bagian epithelium yang ada di permukaan mantel bersamanya. Bila cacing mati dalam rongga mantel, maka cacing ini akan dibungkus oleh epithelium, membentuk kantung mutiara dan akhirnya terbentuklah mutiara. Kalaupun cacing itu bisa melepaskan diri, maka epithelium yang tinggal dalam rongga mantellah yang akan membentuk mutiara setelah sebelumnya membentuk kantung mutiara. Sementara teori yang kedua adalah masuknya partikel padat ke dalam rongga mantel. Partikel padat bisa saja terperangkap di dalam tubuh kerang akibat dorongan air. Saat kerang ini tak bisa mengeluarkannya, partikel inipun bisa saja masuk ke rongga mantel. Saat dia masuk, epithelium juga ikut bersamanya. Epithelium ini akhirnya membungkus partikel padat sehingga terbentuklah kantung mutiara. Kantung mutiara ini akhirnya akan mendeposisikan nacre ke partikel padat tersebut. Namun demikian sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang mendukung teori masuknya pasir ke dalam mantel kerang mutiara walaupun teori ini dipahami sejak lama. Dari beberapa mutiara alami yang dibedah, menunjukkan bahwa bagian inti mutiaranya bukanlah partikel padat.<br /><br /><strong><em>Mutiara hasil budidaya</em></strong><br /><br />Sebelum kegiatan operasi, kerang mutiara jauh hari sebelumnya sudah mengalami proses yang disebut weakening (membuat kerang mutiara menjadi lemah). Proses ini biasanya dari 2 minggu sampai sebulan tergantung jenis dari kerang mutiara. Proses ini dimaksudkan supaya kerang mutiara akan akan mengalami stress dan memasuki fase reproduksi dengan cepat sehingga apabila operasi dilaksanakan gonadnya sudah kosong. Bila gonad dalam keadaan penuh maka kegiatan operasi akan menyulitkan dan bahkan banyak mengalami kegagalan. Proses weakening ini bisa dengan menutup kerang mutiara dengan sarung yang berpori sangat kecil sehingga partikel makanan tersaring atau bahkan kerang mutiaranya ditumpuk bersama kemudian dibungkus dengan sarung berpori kecil. Dalam kondisi ini, kerang mutiara masih bisa bertahan hidup walau makanan dalam partikel yang lebih besar sudah tak ada lagi. Setelah proses ini, kerang mutiara diangkat ke darat (bila operasi dilaksanakan di darat) dan mengalami proses weakening lanjutan di dalam tanki. Mereka ditumpuk bersama sehingga mereka makin lemah akibat konsumsi makanan dan oksigen yang rendah. Bila operasi dilakukan tanpa proses ini, kerang mutiara masih sangat kuat untuk menendang keluar nucleus yang dimasukkan ke dalam gonadnya. Bahkan untuk jenis kerang terbesar <em>P. Maxima</em>, otot mereka sangat kuat bila tak melewati proses weakening sehingga cangkangnya sangat susah dibuka. Pada saat-saat tertentu air dikeluarkan dari tanki sehingga memaksa kerang untuk membuka cangkangnya. Saat kerang membuka cangkang peg (pengganjal) disisipkan diantara kedua cangkang kemudian kerang siap dioperasi. Pada saat tanpa air, kerang akan membuka cangkang sementara mantelnya akan tertarik ke dalam. Hal ini memudahkan kegiatan pegging karena saat ditutupi air kerang akan membuka cangkang namun bagian tepinya akan tertutup mantel, akibatnya apabila dilakukan pengganjalan maka peg akan melukai mantel kerang.<br /><br />Mutiara hasil budidaya menggunakan prinsip terbentuknya mutiara alami dengan sebuah nucleus sebagai dasar terbentuknya mutiara. Seorang teknisi terlatih akan menyiapkan inti mutiara yang biasanya bulat dan berasal dari cangkang kerang lain dan potongan mantel atau disebut juga saibo yang diambil dari kerang mutiara lain. Pemilihan donor ini mempertimbangkan warna dan kualitas nacre Mother of Pearl-nya (yang terdapat pada bagian sisi dalam cangkang kerang). Awalnya sang <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/2434/2489/1600/saibo.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/2434/2489/320/saibo.jpg" border="0" /></a>teknisi akan membunuh kerang donor dengan hati-hati agar supaya tak menyentuh mantelnya. Bila mantelnya tersentuh, maka mantel akan berkeriput akibat reaksi dari si kerang. Membunuh kerang donor dilakukan dengan menyisipkan pisau di antara dua cangkang dan memotong otot aduktor dari kerang donor. Saat terbelah, kerang didiamkan sampai benar-benar mati sehingga saat bagian mantelnya disentuh dia tak bereaksi lagi. Selanjutnya dipotonglah bagian mantel yang menempel pada kedua cangkang dan mantel tersebutpun dipotong lagi kecil-kecil (kira-kira 3 x 3 mm). Bagian mantel yang dipersiapkan untuk penyisipan disebut saibo, sehingga kerang donor disebut juga kerang saibo. Saat operasi penyisipan, kerang penerima sudah dipegging (ditempatkan pasak antara kedua cangkang). Kerang penerima ini ditempatkan sedemikian rupa agar mudah dioperasi. Shell opener bertugas untuk membuka cangkang lebar-lebar, kemudian teknisi akan mengiris tipis bagian antara gonad dan kaki dari kerang sebagai tempat masuknya inti dan saibo. Ukuran <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/2434/2489/1600/operasi1.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/2434/2489/320/operasi1.jpg" border="0" /></a>Intipun dipilih sesuai dengan ukuran gonad. Setelah itu intipun dimasukkan se dalam-dalamnya ke dalam gonad kemudian disusul dengan satu lembar saibo. Lembar saibo ini ditempatkan sedemikian rupa agar melekat di inti dengan bagian ectoderm (yang berisi epithelium penghasil nacre) menghadap inti. Karena bila terbalik maka kemungkinan terbentuk mutiara bulat sangat kecil. Setelah itu kerangpun ditempatkan ke keranjang atau panel dan akhirnya dikembalikan ke laut. Teknik operasi dan pasca operasi bervariasi setiap perusahaan mutiara. Pada prinsipnya, dengan menerapkan teknik-teknik tertentu, kerang mutiara tak akan <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/2434/2489/1600/pegging.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/2434/2489/320/pegging.jpg" border="0" /></a>”menendang” keluar inti yang disisip dan akhirnya bisa menghasilkan mutiara bulat yang berkualitas baik. Proses pemilihan kerang untuk penerima/penghasil mutiara juga mempertimbangkan umur kerang dan masa reproduksinya. Bila kerang dalam masa reproduksi maka gonadnya akan penuh, sehingga dianggap tak cocok untuk disisipkan inti. Kemampuan teknisi akan menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan nanti.<br /><br />foto-foto dari <a href="http://www.atlaspacific.com.au/">North Bali Pearl Farm, Atlas Pacific</a><br /><br /><span style="font-family:arial;font-size:85%;color:#ffcc00;">© Gustaf Mamangkey 2006</span>goestafhttp://www.blogger.com/profile/14636324008847531450noreply@blogger.com32tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-1151472516302971112006-06-28T13:25:00.000+08:002006-11-22T14:22:26.960+08:00Karakteristik mutiaraKomposisi mutiara alami kebanyakan didominasi nacre sedangkan mutiara hasil budidaya didominasi bagian intinya. Bagian inti yang digunakan untuk membuat mutiara buatan biasanya berbentuk bulat dan diambil dari kerang lain yang memiliki cangkang tebal.<br /><br /><strong>Warna mutiara<br /></strong>Kisaran warna mutiara cukup luas, dari hitam sampai perak. Namun demikian warna alami mutiara bukan semata ditentukan oleh warna dasar nacre mutiara itu sendiri yang dibentuk oleh pigmen warna di bagian matriks organik yang mengikat ubin nacre namun juga berkombinasi dengan warna <span style="color:#3366ff;">overtone</span> dan irredescence. Malah, dalam penelitian yang dilakukan terhadap nacre dari <em>Pinctada maxima</em> membuktikan bahwa warna nacre juga ditentukan oleh adanya “kekacauan” cahaya dalam daerah ikatan antar ubin aragonite yang membentuk nacre. <span style="color:#3366ff;">Irridescence</span> atau juga disebut “<span style="color:#3366ff;">orient</span>” muncul bagaikan pelangi, sebetulnya merupakan fenomena optik akibat dari lapisan nacre yang membuat difraksi cahaya yang berbeda beda, fenomena ini lebih jelas pada bagian dalam dari cangkang daripada mutiara itu sendiri, terjadi akibat terbentuknya garis-garis pertumbuhan. Sementara overtone adalah sinar cahaya warna yang muncul di permukaan mutiara sehingga terlihat berkilau.<br /><br /><strong>Lustre mutiara<br /></strong>Lustre diukur dari daya pantul nacre itu sendiri terhadap obyek di dekatnya. Bila daya pantulnya sempurna maka nacre itu akan menyerupai cermin dalam memantulkan cahaya dan image. Sementara nilai luster rendah bila nacre terlihat berwarna kusam, kabur dengan daya pantul rendah. Luster juga ditentukan oleh komposisi ubin nacre sehingga menciptakan difraksi cahaya tertentu dan membuat nacre kelihatan buram.<br /><br /><strong>Bentuk mutiara<br /></strong>Secara umum, bentuk mutiara terdiri atas: <span style="color:#3366ff;">spherical</span> (bulat bola), <span style="color:#3366ff;">simetris</span> dan <span style="color:#3366ff;">baroque</span>. <span style="color:#3366ff;">Bentuk</span> <span style="color:#3366ff;">spherical</span> adalah bentuk umum yang dihasilkan oleh mutiara hasil budidaya. Bentuk ini juga yang paling banyak diminati konsumen. Namun, bentuk yang benar-benar bulat jarang ditemukan apalagi berasal dari mutiara alami. Mengingat model terbentuknya mutiara karena mengikuti kontur inti, sehingga dibuatlah inti bundar dengan maksud menghasilkan mutiara yang bundar pula. <span style="color:#3366ff;">Bentuk</span> <span style="color:#3366ff;">simetris</span> adalah bentuk mutiara apabila dibelah dua maka setengah bagiannya akan sama dengan bagian yang lainnya. Bentuk mutiara simetris yang umum adalah bentuk buah pir atau air mata. Sedangkan <span style="color:#3366ff;">bentuk</span> <span style="color:#3366ff;">baroque</span> adalah bentuk bangunan mutiara abstrak, memiliki tonjolan di sana-sini, tak simetris. Bentuk ini banyak ditemukan di mutiara alami.<br /><br /><strong>Ukuran mutiara<br /></strong>Besar kecil mutiara lebih banyak ditentukan oleh jenis kerang yang menghasilkannya. Mengingat kerang mutiara Akoya (<em>Pinctada fucata</em>) memiliki bentuk tubuh lebih kecil sehingga mutiara yang dihasilkanpun relative lebih kecil daripada mutiara dari kerang mutiara bibir hitam (<em>P. margaritifera</em>) apalagi dengan kerang mutiara bibir emas (<em>P. maxima</em>). Di samping jenis kerang mutiara, factor lain yang menentukan ukuran mutiara adalah lamanya budidaya. Makin lama mutiara dibudidaya, makin tebal nacre yang dihasilkan. Ukuran yang umum diterapkan untuk mengukur diameter mutiara adalam millimeter (mm). Mutiara hasil budidaya dengan ukuran di atas 20 mm, jarang ditemukan sehingga harganyapun mahal.<br /><br /><strong>Kontur permukaan<br /></strong>Mendapatkan mutiara dengan permukaan yang sangat licin pun tidak gampang. Mutiara yang memiliki goresan atau tonjolan-tonjolan kecil di permukaan disamping kurang indah secara estetik juga beresiko mengelupas bila bergesek. Keberadaan permukaan juga akan mempengaruhi warna dan lustre dari mutiara.<br /><br /><strong>Berat mutiara<br /></strong>Umumnya berat mutiara diekspresikan dengan <span style="color:#3366ff;">carat</span>, <span style="color:#3366ff;">grain</span> dan <span style="color:#3366ff;">momme</span>. Menakar mutiara dengan berat biasanya dilakukan untuk pembelian jumlah besar, kebanyakan mutiara budidaya ditakar dengan ukuran diameter (milimeter) disamping faktor-faktor penentu kualitas mutiara lainnya.<br /><br /><span style="color:#ffcc00;"><strong>Satu carat</strong> = 4 grain = 200 milligram = 1/5 gram<br /><strong></strong><br /><strong>Satu grain</strong> = 1/4 carat = 50 milligram = 1/20 gram<br /><strong></strong><br /><strong>Satu momme</strong> = 18.75 carat = 3750 milligram = 3.75 gram<br /><br /><span style="font-size:85%;">© 2006, N. Gustaf F. Mamangkey</span></span>goestafhttp://www.blogger.com/profile/14636324008847531450noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-1147066868965051112006-05-08T13:37:00.000+08:002006-06-28T14:55:01.683+08:00Mutiara-mutiara yang terkenal<strong>Mutiara Abernathy</strong><br /><br />Mutiara alami dari air tawar ini ditemukan oleh William Abernathyl, sang penyelam mutiara di sungai Tay pada tahun 1967. Dengan berat 44 grains, mutiara ini dianggap mutiara yang paling sempurna yang ditemukan dari sungai-sungai di Skotlandia. Mutiara ini diberi nama “the little willie”.<br /><br /><strong>Mutiara Big Pink</strong><br /><br />Mutiara besar bewarna pink ini berharga 4.7 juta dollar amerika pada tahun 1991. Dia dicatat dalam buku <a href="http://www.guinnessworldrecords.com/">Guiness Book of Records </a>sebagai mutiara yang paling besar yang ditemukan dari abalone (<em>Haliotis</em>). Berbentuk <a href="http://mutiara-mutiara.blogspot.com/2006/06/karakteristik-mutiara.html">baroque </a>dan memilik berat 470 carat setara dengan 94 gram. Mutiara ini dimiliki oleh Wesley Rankin yang menemukannya di Salt Point State Park, California pada tahun 1990.<br /><br /><strong><a href="http://www.iatwm.com/200408/Pearls/Taylor.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 200px; CURSOR: hand" alt="" src="http://www.iatwm.com/200408/Pearls/Taylor.jpg" border="0" /></a>La peregrina</strong><br /><br />La peregrina atau Sang pengelana (musafir) adalah mutiara yang ditemukan di Kepulauan Perlas, lepas pantai Panama pada tahun 1500-an. Konon, mutiara ini ditemukan oleh seorang budak yang menginginkan kebebasan sebagai bayaran dari mutiara yang ditemukannya. Mutiara ini dibawa dan diserahkan kepada <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Phillip_II">Raja Spanyol Phillip II </a>dan sang raja menghadiahkannya kepada Ratu Maria, sebagai hadiah perkawinan. Saudara dari Napoleon I, <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Joseph_Bonaparte">Joseph Bonaparte </a>mengambil mutiara ini dan membawanya ke Prancis dan akhirnya sampailah mutiara ini kepada Duke of Abercrombie. Akhirnya, mutiara ini dibeli dengan harga 37 ribu dollar amerika oleh <a href="http://www.leninimports.com/richard_burton.html">Richard Burton </a>dan menghadiahkannya sebagai hadiah <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Valentine">Valentine’s Day </a>kepada <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Elizabeth_Taylor">Elizabeth Taylor</a>. Keunikan dari mutiara ini, disamping perjalanannnya yang begitu panjang, dia memiliki bentuk seperti air mata atau buah pir, dan memiliki berat 10.192 gram.<br /><br />image source: <a href="http://www.iatwm.com/">The International art treasures web magazine </a><br /><br /><br /><a href="http://www.iatwm.com/200408/Pearls/Taylor.jpg"></a><br /><a href="http://images.chron.com/content/news/photos/05/01/30/allah.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 200px; CURSOR: hand" alt="" src="http://images.chron.com/content/news/photos/05/01/30/allah.jpg" border="0" /></a><strong>Pearl of Allah (Lao-Tze Pearl)</strong><br /><br />Pearl of Allah (secara resmi dikenal dengan nama Lao-Tze pearl) adalah mutiara terbesar di dunia yang ditemukan pada tahun 1934 di lepas pantai Pulau Palawan oleh seorang penyelam Filipina. Mutiara ini dijadikan hadiah kepada Wilbur Dowell Cobb oleh kepala suku di Palawan pada tahun 1936 karena Cobb telah menyelamatkan nyawa anaknya. Keturunan Cobb menjual mutiara ini kepada toko permata di California tahun 1980 dengan harga 200.000 dollar AS. Harga saat ini ditaksir sebesar 40 juta dollar AS.<br /><br />Mutiara raksasa ini ditemukan di dalam kima raksasa <em>Tridacna gigas</em>. Hal yang tak mungkin dihasilkan oleh kerang mutiara dari Family Pteriidae atau kerang penghasil mutiara dari jenis lain. Bentuk mutiara Pearl of Allah tidak beraturan (<em><a href="http://mutiara-mutiara.blogspot.com/2006/06/karakteristik-mutiara.html">baroque</a></em>) dan menyerupai otak kepala besar. Panjang yang mencapai 23.8 cm dan berat 6.4 kilogram menjadikannya sebagai mutiara terbesar yang ditemukan selama ini.<br /><br /><span style="font-size:85%;">image source: </span><a href="http://images.chron.com/content/news/photos/05/01/30/allah.jpg"><span style="font-size:85%;">http://images.chron.com/content/news/photos/05/01/30/allah.jpg</span></a><br /><br /><br /><span style="font-size:85%;color:#3333ff;">© 2006, N. Gustaf F. Mamangkey</span>goestafhttp://www.blogger.com/profile/14636324008847531450noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-1145105441635410472006-04-15T20:48:00.000+08:002007-11-12T14:34:28.738+08:00Mutiara air tawar (freshwater pearls)<a href="http://pearlsplus.co.uk/imagespearls/wirecirclenecks/pearlcirclewires600x20.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 200px; CURSOR: hand" alt="" src="http://pearlsplus.co.uk/imagespearls/wirecirclenecks/pearlcirclewires600x20.jpg" border="0" /></a>Mutiara hasil budidaya di air tawar banyak diproduksi dari China. Bahkan tahun-tahun belakangan ini, China memproduksi mutiara air tawar dalam jumlah melimpah dan menekan harga mutiara di pasaran. Sebelumnya mutiara air tawar yang dihasilkan tidak begitu mengkilap dan juga tak bulat bentuknya namun seiring dengan perkembangan teknologi bentuk dan kilau mutiara air tawar dengan mutiara yang dihasilkan kerang mutiara air laut makin sulit dibedakan. Namun demikian, secara umum harga mutiara air tawar masih cenderung lebih murah daripada mutiara air laut.<br /><br />Mutiara air tawar hasil budidaya memiliki perbedaan dalam proses grafting/penyisipan. Pada kerang mutiara air laut, bakal mutiara berasal dari inti yang disisipkan disertai sepotong mantle tissue (organ lunak kerang mutiara) atau disebut saibo dimana saibo akan membentuk kantung mutiara (pearl sac) yang membungkus inti dan akhirnya nacre terbentuk (baca: <span style="color:#ff0000;"><a href="http://mutiara-mutiara.blogspot.com/2007/01/bagaimana-mutiara-dihasilkan.html">bagaimana mutiara dihasilkan</a>?</span>). Sedangkan mutiara air tawar dibentuk hanya lewat sepotong saibo tanpa inti. Belakangan ini, di Jepang sementara diujicoba penggunaan inti dari nacre mutiara Akoya. Tak seperti pada kerang mutiara air laut dimana inti dan saibo dimasukkan ke dalam gonad, pada kerang mutiara air tawar, saibo sebagai bakal mutiara disisipkan di antara mantel dan cangkang. Bakal mutiara yang disisip bahkan sampai lebih dari 20 saibo, hal ini memungkinkan kerang mutiara menghasilkan mutiara yang banyak dalam sekali produksi. Lama budidaya kerang air tawar dari 3 sampai 5 tahun, lebih lama daripada budidaya kerang mutiara air laut yang hanya sampai 2 tahun saja. Mutiara air tawar umumnya dihasilkan oleh <em>Hyriopsis Schlegeli</em>, <em>H. cumingii</em>, <em>Margaritifera margaritifera</em> dan <em>Anadonta plicata</em>. Uniknya kerang-kerang ini digolongkan sebagai <strong>mussel</strong> bukan <strong>oyster</strong> seperti pada kerang mutiara air laut. Warna mutiara yang dihasilkan bervariasi: perak, pink, kuning pink, biru, hijau peacock, ungu, ungu kemerahan dan hitam. Kesamaan dengan mutiara yang dihasilkan kerang mutiara air laut adalah semakin besar ukuran mutiara, semakin mahal harganya. <em>Size does really matter</em>!<br /><br /><span style="font-size:85%;">Image source: <a href="http://pearlsplus.co.uk/">http://pearlsplus.co.uk</a></span><br /><br /><span style="font-size:85%;color:#3333ff;">© 2006 Gustaf Mamangkey</span>goestafhttp://www.blogger.com/profile/14636324008847531450noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-1145082861059479722006-04-15T14:30:00.000+08:002006-04-15T20:43:28.976+08:00Mutiara alami (natural pearls)Sebelum ditemukan cara pembuatan mutiara bulat (<em>round pearls</em>). Mutiara didapatkan dari alam. Tempat terkenal mutiara alam laut yaitu mulai sekitar perairan Persia (sekitar Bahrain), Laut Hindia, perairan Indonesia sampai ke Australia. Daerah-daerah ini merupakan tempat yang memiliki hamparan kerang mutiara yang luas. Sementara mutiara alam yang berasal dari perairan tawar adalah berasal dari Amerika Serikat dan Eropa (sungai-sungai Bavaria dan sekitarnya). Namun, mutiara alam dari air tawar tidak sebanyak mutiara alam dari laut. Mutiara alam dari laut diperkiraan ditemukan satu di antara seribu kerang, sedangkan untuk mendapatkan mutiara alam yang memiliki nilai jual tinggi diperlukan ribuan kerang lagi. Tak jarang juga dalam satu ekspedisi tak ditemukan satupun mutiara yang bernilai ekonomis tinggi. Korban yang jatuh akibat aktivitas pencarian mutiara ini juga sangat banyak. Mengingat begitu sulitnya mendapatkan mutiara alam, sehingga tak heran mutiara alami berharga lebih dibandingkan mutiara buatan.<br /><br /><a href="http://www.lbap.org.uk/images/species/mussels.JPG"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 200px; CURSOR: hand" alt="" src="http://www.lbap.org.uk/images/species/mussels.JPG" border="0" /></a><span style="font-family:arial;font-size:85%;">Kerang mutiara air tawar, <em>Margaritifera margaritifera</em>. </span><br /><span style="font-family:Arial;font-size:85%;">Image source: <a href="http://www.lbap.org.uk/">http://www.lbap.org.uk/</a></span><br /><span style="font-family:Arial;font-size:85%;"></span><br />Aktifitas pencarian mutiara massal yang dilakukan sejak ribuan</span> tahun yang lalu seperti yang dilakukan di zaman Kerajaan Persia juga menghasilkan kerusakan besar hamparan kerang. Beberapa jenis kerang penghasil mutiara malah terancam punah, apalagi kerang mutiara air tawar seperti <em>Margaritifera margaritifera</em>. Ancaman ini timbul mengingat sebaran spesies ini hanya bersifat lokal dan terdapat di beberapa sungai saja.<br /><p></p><span style="font-size:85%;color:#3333ff;">© 2006 Gustaf Mamangkey</span>goestafhttp://www.blogger.com/profile/14636324008847531450noreply@blogger.com17tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-1141370618544223822006-03-03T15:18:00.000+08:002006-04-11T08:58:00.280+08:00Mutiara laut selatan<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/7776/1881/1600/pearl3.0.jpg"></a><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/7776/1881/1600/tahitian_pearls.1.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/7776/1881/200/tahitian_pearls.jpg" border="0" /></a>Mutiara ini dihasilkan oleh dua jenis kering mutiara, kerang mutiara bibir hitam, <em>Pinctada margaritifera</em> dan kerang mutiara bibir perak/emas, <em>Pinctada maxima</em>. Kedua jenis ini umumnya tersebar di bagian selatan bumi terutama di daerah Pasifik dan Hindia.<br /><br /><em><strong>Mutiara Tahiti (Tahitian pearls)</strong></em><br />Mutiara Tahiti adalah mutiara yang dihasilkan oleh kerang mutiara bibir hitam, <em>Pinctada margaritifera</em> dan tentunya berasal dari sebuah negara di Pasifik Selatan, Tahiti. Beberapa praktisi menggolongkan mutiara ini sebagai salah satu mutiara laut selatan (South seas). Namun sebagian cenderung menggunakan nama mutiara Tahiti mengingat ekslusifitas jenis mutiara ini. Mutiara Tahiti kebanyakan berwarna hitam. Selain warna hitam, Kerang ini juga menghasilkan warna mutiara lain seperti abu-abu, biru dan hijau (peacock green). Peacock green sebetulnya adalah overtone dari mutiara tersebut yang bisa saja muncul pada warna dasar mutiara (hitam, mis.). Kekhasan dari mutiara ini adalah keunikan dari overtone hijau-nya yang membuat jenis mutiara ini lebih bernilai. Ukuran dari mutiara hitam umumnya lebih besar dari mutiara Akoya.<br /><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/7776/1881/1600/pearl4.jpg"></a><em><strong><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/7776/1881/1600/pearl3.1.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/7776/1881/200/pearl3.0.jpg" border="0" /></a>Ratu Para Mutiara (Queen pearls)</strong></em><br /><br /><br />Mutiara ini dikenal sebagai ratu dari para mutiara. Tidak jelas di lihat dari sudut mana, namun mutiara ini dihasilkan oleh kerang mutiara bibir emas/perak, <em>Pinctada maxima</em>. Dari segi ukuran, mutiara ini adalah yang paling besar daripada mutiara hasil budidaya kerang mutiara lain. Ukurannya bisa mencapai 22 mm. Namun rata-rata ukuran mutiara ini adalah 15 mm. Kisaran ukuran yang umumnya dijual ke pasaran adalah dari 9 sampai 20 mm. Proses budidayanyapun lebih lama daripada kerang lainnya. Tidak mengherankan bila mutiara ini jarang dijumpai di pasaran, secara otomatis memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan lainnya. Walaupun demikian, mutiara ini tidak memiliki kilau seperti yang dimiliki mutiara Akoya. Warna yang dihasilkan adalah krim, silver, kuning dan emas. Australia dikenal sebagai penghasil mutiara ini, namun selain Australia; Indonesia, Myanmar dan Filipina juga sementara mengembangkan potensi ratu para mutiara ini.<br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;color:#000099;">© 2006 Gustaf Mamangkey</span>goestafhttp://www.blogger.com/profile/14636324008847531450noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-1140935899749520362006-02-26T14:31:00.000+08:002006-03-04T08:52:32.486+08:00Mutiara Akoya (Akoya Pearls)<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/7776/1881/1600/akoya.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/7776/1881/320/akoya.jpg" border="0" /></a>Mutiara Akoya dikenal juga sebagai Japanese pearls. Mutiara ini dihasilkan oleh kerang <em>Pinctada fucata</em>, merupakan mutiara primadona di Jepang. Lewat kerang mutiara ini pula Mikimoto berhasil menemukan cara pembuatan mutiara modern dengan metode penyisipan inti. Sama dengan anggota famili Pteriidae penghasil mutiara lainnya, <em>Pinctada fucata</em> adalah kerang laut. Mereka terdistribusi di perairan hangat daerah temperate (15-23 ºC). Secara geografis, kerang ini menyebar di perairan Jepang, Korea, China, sekitar Asia Tenggara, perairan India dan sebagian Timur Tengah, Micronesia bahkan sampai ke perairan Meksiko. Keunggulan dari mutiara yang dihasilkan kerang ini adalah mereka menghasilkan mutiara yang memiliki tingkat kilau (luster) paling tinggi dibandingkan mutiara yang dihasilkan kerang lainnya. Warna yang dihasilkannya bervariasi dari warna emas, perak, krim, pink hijau dan biru. Warna pink adalah warna yang paling diminati di Jepang karena match dengan warna kulit kebanyakan orang Jepang. Ukuran mutiara berkualitas baik berkisar antara 6 – 8 mm. Ukuran yang lebih besar, yang tentunya lebih mahal, di atas 9 mm sangat jarang.<br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;font-size:85%;">image source: </span><a href="http://www.tasaki.co.jp/"><span style="font-family:trebuchet ms;font-size:85%;">http://www.tasaki.co.jp/</span></a><br /><br /><span style="font-size:85%;color:#333399;">© 2006 Gustaf Mamangkey</span>goestafhttp://www.blogger.com/profile/14636324008847531450noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-1138363576705779452006-01-27T20:01:00.000+08:002006-06-28T07:26:01.086+08:00Jenis dan kualitas mutiara<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/7776/1881/1600/mabe2.2.jpg"><img style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/7776/1881/400/mabe2.2.jpg" border="0" /></a>Pemanenan mutiara berlangsung kurang lebih satu setengah tahun dari saat penyisipan, saat itu diharapkan ketebalan nacre sudah berkisar 2 sampai 3 cm. Makin tebal nacre, makin bagus pula kualitasnya. Sebelum pemanenan, kerang dibersihkan pada setiap kurun waktu tertentu dan pada beberapa areal budidaya pada saat tertentu kerang diputar posisinya dengan asumsi akan menghasilkan mutiara yang bundar. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa hasil panen tidak selalu menghasilkan mutiara bundar, karena kerang mutiara bisa saja menghasilkan mutiara yang berbentuk oval, ataupun dengan bentuk yang tidak beraturan. Bentuk ini dikenal dengan istilah baroque. Lagipula, persentasi mutiara dengan kualitas baik, sejauh ini hanya 5 sampai 10 persen dari total panenan, 50 persen adalah mutiara dengan kualitas menengah dan selebihnya adalah mutiara kualitas rendah.<br /><br />Jenis mutiara yang bisa dibuat lewat kegiatan budidaya bisa berupa mutiara bundar (round pearl), mabe atau setengah mutiara (half pearl) dan keshi atau mutiara yang dihasilkan oleh lembar mantel yang tertinggal di dalam kerang sementara inti mutiara yang disisipkan sudah terlempar keluar. Keshi biasanya berbentuk baroque. Mutiara bundar lebih sulit dibuat dibandingkan mabe karena dibutuhkan keahlian khusus untuk menyisipkan diantara gonad dan otot kerang. Mabe dibuat dengan melekatkan setengah bundar nucleus ke bagian sisi dalam kerang. Bentuk inti yang dilekatkan bisa bervariasi, bahkan China terkenal dengan menghasilkan mabe berbentuk Budha. Saat panen, biasanya kerang yang menghasilkan mutiara yang paling bagus akan dipergunakan lagi untuk memproduksi mutiara berikutnya, namun untuk pemanenan mabe, biasanya kerang akan dibunuh dan mabe diambil, atau juga cangkangnya akan menjadi bahan kerajinan tangan.<br /><br />Penentuan kualitas mutiara didasarkan pada standar kelas mutiara, namun secara umum mutiara ditentukan oleh: 1) ukuran mutiara, dimana makin besar ukurannya makin mahal. Perbedaan harganya bahkan sangat besar apabila ukuran diameter mutiara sudah berada di atas 7 milimeter, 2) bundar tidaknya mutiara, mutiara bundar cenderung disukai dengan demikian harganya cenderung lebih mahal, namun ada juga bentuk-bentuk tertentu seperti bentuk air mata yang juga diminati konsumen mutiara, 3) 3) lustre mutiara, istilah untuk menggambarkan daya pantul mutiara terhadap obyek atau cahaya, 4) permukaannya tidak cacad, goresan atau bercak di permukaan menurunkan kualitas mutiara, dan 5) warna mutiara, warna pink banyak disukai orang Amerika, orang Eropa cenderung menyukai warna krem dan perak, orang Timur Tengah lebih banyak memilih warna krem dan emas sebagaimana juga orang Amerika Latin.<br /><br /><span style="font-family:arial;font-size:85%;color:#000099;">© Gustaf Mamangkey 2006</span>goestafhttp://www.blogger.com/profile/14636324008847531450noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-20021686.post-1138269687141857892006-01-26T18:00:00.000+08:002006-04-11T08:58:50.550+08:00Mutiara: airmata sang dewiMutiara dikenal sebagai ‘ratu dari batu mulia’. Konon, mutiara adalah titisan air mata dewi yang membatu di dalam kerang. Cerita yang melegenda ini membuat mutiara menjadi aksesoris yang dicari sejak dahulu kala. Ribuan tahun sebelum masehi, mutiara telah dikenal di India, China dan daerah Persia. Dalam legenda Hindu di India, Dewa Khrisna konon menemukan mutiara yang didapatnya dari laut sebagai hadiah bagi perkawinan anaknya. Di China, mutiara malahan telah dikenal bukan hanya dari mutiara alami namun dari mutiara buatan (blister) yang berupa patung Buddha yang dihasilkan kerang tertentu. Sementara Persia memiliki rantai sejarah yang panjang tentang mutiara. Bahkan mutiara di zaman itu masih tersimpan di museum Louvre, Perancis.<br /><br />Mutiara yang berkualitas satu memang mahal. Bulan november 2004, dua buah kalung mutiara mencatat rekor penjualan di balai lelang Christie London dengan harga lebih dari 2,5 milyar rupiah. Bahkan jauh sebelumnya di saat jayanya kerajaan Romawi, seorang Kaisar meminta sebutir mutiara dari ibunya untuk dijual agar mendapatkan dana untuk keperluan prajurit-prajuritnya yang akan berangkat bertempur. Cleopatrapun, konon, menggunakan serbuk mutiara sebagai campuran minumannya untuk menjaga kecantikannya.<br /><br /><span style="font-family:arial;font-size:85%;color:#000099;">© Gustaf Mamangkey 2006</span>goestafhttp://www.blogger.com/profile/14636324008847531450noreply@blogger.com1