Thursday, January 26, 2006

Mutiara: airmata sang dewi

Mutiara dikenal sebagai ‘ratu dari batu mulia’. Konon, mutiara adalah titisan air mata dewi yang membatu di dalam kerang. Cerita yang melegenda ini membuat mutiara menjadi aksesoris yang dicari sejak dahulu kala. Ribuan tahun sebelum masehi, mutiara telah dikenal di India, China dan daerah Persia. Dalam legenda Hindu di India, Dewa Khrisna konon menemukan mutiara yang didapatnya dari laut sebagai hadiah bagi perkawinan anaknya. Di China, mutiara malahan telah dikenal bukan hanya dari mutiara alami namun dari mutiara buatan (blister) yang berupa patung Buddha yang dihasilkan kerang tertentu. Sementara Persia memiliki rantai sejarah yang panjang tentang mutiara. Bahkan mutiara di zaman itu masih tersimpan di museum Louvre, Perancis.

Mutiara yang berkualitas satu memang mahal. Bulan november 2004, dua buah kalung mutiara mencatat rekor penjualan di balai lelang Christie London dengan harga lebih dari 2,5 milyar rupiah. Bahkan jauh sebelumnya di saat jayanya kerajaan Romawi, seorang Kaisar meminta sebutir mutiara dari ibunya untuk dijual agar mendapatkan dana untuk keperluan prajurit-prajuritnya yang akan berangkat bertempur. Cleopatrapun, konon, menggunakan serbuk mutiara sebagai campuran minumannya untuk menjaga kecantikannya.

© Gustaf Mamangkey 2006

Sekolah mutiara ke Jepang Inilah polemik permutiaraan Indonesia. Indonesia yang menghasilkan jenis mutiara kualitas wahid " South ...