Wednesday, October 02, 2013

Again, its about the quality bro!

Dalam rangka hajatan 3rd Indonesian Pearl Festival, mutiara kedengarannya semakin menggaung. Horeee! Bahkan dari beberapa berita (salah satunya disini: http://www.antara.co.id/en/news/90862/indonesian-pearl-export-hits-beyond-us-29-million)  menyatakan tentang prestasi indonesia yang mengekspor 43% mutiara laut selatan di pasar dunia, yang artinya Indonesia mengklaim bisa mengekspor hampir setengah dari total volume mutiara ekspor dunia. Sebuah kebanggaan yang tiada taranya. Tapi, nanti dulu.... Ternyata dari jumlah volume ekspor yang hampir setengah volume ekspor dunia  itu, Indonesia (hanya) menempati ranking 9 pendapatan dari nilai ekspor yang didapatkannya. Indonesia berada di bawah Hong Kong, China, Jepang, Australia, Tahiti, USA, Switzerland and Inggris. What??? Koq bisa demikian? Mari kita lacak satu-satu dari keberadaan negara ini.
1. Hongkong: Hongkong memang bisa dimaklumi karena sebagai pengendali pasar mutiara dengan Auctions nya yang hebat mengundang buyers di seluruh dunia. Tapi, perairan lautnya tak melebih Laut Sulawesi
2. China, wow negara ini memang terkenal dengan mutiara air tawar. Kalau toh dia bermain dengan mutiara laut selatan, negara ini memang memiliki warga yang suka berkelana dan menanam saham di berbagai negara. Kan mutiara gak perlu diolah, cukup dimasukkan ke dalam tas dan dibawa ke negaranya sendiri dan dibuat Made in Hongkong, China, Japan dll.
3. Jepang. Jepang sih adalah negara pionir budidaya mutiara. Di samping Akoya adalah mutiara primadonanya tetapi mereka juga banyak "bermain" dengan mutiara laut selatan.
2. Australia. Negara ini dikenal sebagai kompetitor abadi di mutiara laut selatan bagi Indonesia, sayangnya sampai saat inipun Indonesia belum berhasil mengalahkan dia dari segi kualitas.
3. USA, Switzerland dan Inggris. Mereka semua mengandalkan pemasaran mutiara. Nilai mutiara diangkat tinggi-tinggi dan akhirnya dibeli lagi oleh orang Indonesia.

Kesimpulannya, Indonesia dikalahkan oleh beberapa negara yang tak punya areal yang besar untuk budidaya mutiara bahkan tak punya sama sekali. Kedua, walaupun nilai mutiara laut selatan tergolong paling tinggi dibandingkan jenis-jenis mutiara lainnya tetapi ternyata "punya"-nya Indonesia tak dihargai sebanding dengan (barangkali) Australia, Jepang dkk. Parahnya, ini digembar-gemborkan sebagai sebuah terobosan. Padahal, kita kalah, man! Kalah pada kualitasnya! Kalah jauuuuhhh... Kalau seandainya nilai dari 43% volume dinilai seperti yang diberikan ke mutiara yang berasal (atau dipaksa berasal dengan tulisan made in Hongkong padahal diproduksi di Indonesia) dari negara-negara tersebut, tak dipungkiri kita akan berada di posisi pertama. So, its about the quality bro! Jangan banyak bersorak dengan volume 43% padahal itu sebanding dengan 2% dari negara lain. Kondisi ini bisa diandaikan, Indonesia membawa satu truk mutiara semantara Australia hanya satu koper tetapi dibayar dengan harga yang sama...:)

© 2013, N. Gustaf F. Mamangkey

4 comments:

Anonymous said...

Jual mutiara

Obat Vimax said...

thanks for sharing i like your blog

MyDrakor said...

Download MYDRAKOR di GooglePlay, layanan streaming film drama korea, banyak pilihan film dan drama korea terbaru, MYDRAKOR aplikasi terbaik 2019.

https://play.google.com/store/search?q=mydrakor

https://www.inflixer.com/

nanalou said...

numpang promo ya gan
kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

Sekolah mutiara ke Jepang Inilah polemik permutiaraan Indonesia. Indonesia yang menghasilkan jenis mutiara kualitas wahid " South ...